Monday, July 14, 2014

Ramadhan ... Ya Ramadhan

Ya ... 
begitu cepat masa berlalu, dalam sedar atau tidak hari ini kita sudah melepaskan ramadhan sebanyak 15 hari. Apabila menoleh kebelakang, kita mungkin merasakan oh tidak ... tapi sebaliknya itulah hakikatnya ...


Yang gila kan bolasepak hah ... dah selesai pun.

Mereka kata Potugal ada C.Ronaldo ...
Si Ronaldo yang kononnya bagus sangat, Portugal kena 4 biji dengan Germany, dalam game pertama dan akhirnya balik tak lepas pun round pertama.

Mereka kata Brazil ada Neymar ... nasibnya malang lutut Zuniga dari Columbia hinggap kat belakang dia, bukan hanya retak tulang belakang dia, pemain Brazil lain semua lumpuh ...hairan-hairan.

Apa tak nya, si Brazil tergamam dengan 1 berbalas 7. Nak sangat 6 (Piala Dunia ke 6) dapat 7 (7 gol bocor di gawang). Tak cukup dengan 7, dapat lagi 3 hadiah dari Holland.

Mereka kata Argentina ada Messi ...
Si Messi pula, dapat Piala Golden Ball, permain terbaik Kejohanan Piala Dunia FIFA 2014, tapi muka monyok tak sudah kerana sekali lagi terlepas peluang mendakap Piala yang menjadi impian setiap pemain bolasepak.

Tapi ... mereka kata Germany ada satu Team, dan dengan 1 gol dihujung masa tambahan mereka menjulang Piala Dunia FIFA untuk kali Ke 4.


Itu lah hakikatnya ... 
ramai yang Qiamullail selama sebulan, 15 hari aje dalam bulan Ramadhan yang penuh barokah ini, tapi berapa ramai dari kita yang mengambil kesempatan meminta Allah memberi rahmatnya, mohon keampunan dari dosa, bertaubat, mencari tambahan rezeki, membaca al-Quran dan berdhikir ....

Yang dah lepas tu ... lepas kita masih ada peluang, jom terus bangun malam, kita ushakan mencari redha Allah, kita usahakan semoga kita mendapat Lailatul Qadr. 

In shaa Allah mengurniakan kita tahun ini, kerana .... belum pasti kita bertemu lagi dengan ramadhan yang akan datang....

Wednesday, June 4, 2014

Kami dengar dan Kami Tho'at ....

Sami’na wa Atho’na

Apakah yang membezakan antara ORANG IMAN dengan ORANG MUNAFIK
Melalui Surah An-Nur ayat 47 – 51 Allah Subhanahu wata’ala menggambarkan perbezaan orang beriman dengan orang munafik.
Orang Iman, ketika mengetahui syariat, hukum-hukum atau perintah agama yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah Nabi, mereka mengatakan: ”Sami’na wa atho’na”“Saya mendengarkan dan tho'at “, tanpa syarat!
Orang munafik adalah orang-orang yang mengaku beriman dan menyatakan sanggup tho"at namun kenyataannya mereka berpaling/ tidak mahu/ keberatan/ membantah/ tidak tho"at pada peraturan Allah dan Rasul. Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala menghukumi orang-orang munafik sebagai KAFIR. Jelasnya, orang munafik adalah orang kafir yang ada dalam kalangan kaum Muslimin.
“Jika aturan agama itu menguntungkan, mereka akan menjalankan dengan bersungguh-sungguh”, demikian secara spesifik ayat 49 Surah An-Nur menjelaskan salah satu watak orang munafik. Boleh disimpulkan orang munafik adalah mereka yang memilih-milih dalam menjalankan perintah agama; antara menguntungkan atau tidak, menyenangkan atau menyusahkan, mudah atau sulit, berat atau ringan.
Ayat-ayat Allah tentang ORANG MUNAFIK perlu diwaspadai oleh setiap Muslimin bahwa keimanan seseorang TIDAK dinilai dari tingginya ilmu namun terutama adalah karena kadar ketho"atannya. Tho'at adalah syariat yang mutlak dalam Islam, tidak boleh ditawar-tawar, tidak boleh pilih-memilih, suka atau tidak suka, berat atau ringan.
Dan kenapa orang munafik tidak boleh tho'at? Jawabnya ada di ayat 50.
  1. Meraka adalah orang yang sakit hatinya,
  2. Mereka ragu-ragu dengan kebenaran Al-Quran dan Sunnah,
  3. Mereka curiga diperlakukan sewenang-wenang oleh pengurusnya.
Justru mereka yang tidak tho'at itulah orang-orang yang dholim.
38 – (1839) حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ» ،
… sesungguhnya Nabi s.a.w. bersabda: “Wajib atas setiap orang Islam mendengarkan dan tho"at dalam perintah yang menyenangkan maupun yang membencikan selagi tidak diperintah maksiat … al-hadith”
[Shohih Muslim 38 (1839) Kitabul Imaroh]

…قَالَ: «تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ، وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ»
… Nabi bersabda:” Mendengarkanlah dan taatlah pada Amir, seandainya dipukul punggungmu, dan dirampas hartamu, maka dengarkanlah dan tho"atlah”.
[Hadith SHOHIH Muslim No. 52 (1847) Kitabul Imaroh]

SURAH AN-NUR AYAT 47 – 50

وَيَقُولُونَ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47)
“Dan mereka (munafik) berkata: “Saya iman kepada Allah dan kepada Rasul dan kami mahu tho"at kemudian mereka berpaling sebahagian dari mereka setelah demikian (iman), dan tidak ada mereka dengan iman”.
وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48)
“Ketika diserukan pada Allah dan Rasul-Nya agar dihukumi diantara mereka ketika itu sebahagaian mereka berpaling”.
وَإِنْ يَكُنْ لَهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49)
”Jika baginya menguntungkan maka mereka mendatangi (menjalankan) hukum/ perintah dengan cepat-cepat”.
أَفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (50)
”Adakah dalam hati mereka sakit, atau ragu-ragu atau mereka khuatir jika Allah dan Rasulnya sewenang-wenang, justru mereka itulah orang yang dholim”.

Tuesday, May 27, 2014

Tahun Hijriah

Sejarah Tahun Hijriah


Sesungguhnya Allah menjadikan matahari sebagai titik tolak dalam mengetahui pergantian musim dalam setiap tahun, dan bulan sebagai perhitungan hari, bulan dan tahun. Di mana Allah jadikan dalam setiap tahun dua belas (12) bulan. Allah Ta’ala berfirman di dalam Surah At-Taubah, Ayat 36, yang bermaksud;

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat (4) itu.” 

Dua belas (12) bulan yang diterangkan dalam ayat ini adalah bulan-bulan yang sudah diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin. Iaitu : Muharam, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqaedah dan Dzulhijjah.
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas (12) bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” [1]

Apakah Empat (4) Bulan Suci Tersebut?

Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, yang bermaksud;

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqoedah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” [2]

Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Kenapa Bulan-bulan Tersebut Dinamakan Bulan Haram?

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” [3]

Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram.

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”

Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” [4]

Sandaran yang Benar untuk Menghitung Pergantian Bulan

Salah satu kemudahan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, Dia jadikan perhitungan hari, bulan dan tahun berdasarkan munculnya hilal (bulan sabit), yang muncul dari arah barat di saat matahari tenggelam. Hal ini boleh diketahui oleh semua pihak baik individu maupun masyarakat umum. Bila telah terlihat hilal, maka masuklah malam itu sebagai bulan baru dan berakhirlah bulan yang lalu. Dari sini diketahui, bahwa perhitungan waktu sehari-hari dihitung sejak tenggelamnya matahari, bukan dari terbitnya, karena awal bulan dihitung dengan tenggelamnya matahari.

Salah satu bukti terhadap hal ini adalah adanya perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabatnya untuk melihat hilal dalam menentukan bulan Ramadhan dan Syawal. Sebagaimana dalam hadith yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Apabila kalian melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya maka berbukalah. 
Namun bila mendung menghalangi kalian, perkirakanlah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Darimana Perhitungan Tahun Islam Dimulai?

Pada zaman Khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khathab, beliau mengumpulkan manusia untuk membicarakan darimana dimulainya tahun Islam. Dan ini terjadi kurang lebih pada tahun 16 H atau 17 H. Kemudian muncullah berbagai pendapat, di antaranya:

Pertama:
 Dihitung dari kelahiran Rasulullah
Kedua: Dihitung dari kematian beliau
Ketiga: Dihitung dari hijrahnya beliau
Keempat: Dihitung sejak beliau menjadi rasul.
Kemudian diputuskan oleh Umar bin Khathab, bahawa dimulainya perhitungan tahun Islam adalah dari hijrahnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Kerana sejak disyariatkannya hijrah, Allah Ta’ala telah memisahkan antara yang haq dan yang batil. Pada waktu itu pula awal pendirian negara Islam.

Bulan Apakah sebagai Permulaan Tahun Baru Islam?
Setelah ditentukannya awal perhitungan tahun Islam, terjadi silang pendapat untuk menentukan bulan apa yang dipakai sebagai sebagai permulaan tahun baru. Ada yang berpendapat Rabi’ul Awwal, karena di waktu itu dimulai perintah hijrah dari Makkah ke Madinah. Pendapat lain mengatakan bulan Ramadhan, karena di bulan itu diturunkannya al-Qur’an. Namun silang pendapat ini tidak berjalan lama, setelah sebahagian besar dari kalangan sahabat seperti Umar, Uthman, dan Ali radhiyallahu ‘anhum ajma’in sepakat, bahawa tahun baru Islam dimulai dari bulan Muharram. Di mana di bulan itu banyak hal-hal atau perkara yang diharamkan. Di antaranya tidak boleh mengadakan peperangan, kecuali dalam keadaan diserang maka diperbolehkan melawannya, 

Ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Al-Baqarah, Ayat 191 yang bermaksud:
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Makkah), dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. Dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. 
Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” 

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah: Ayat 194,
“Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu maka seranglah ia seimbang dengan seranganya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” 
Dari sinilah dikatakannya Muharram sebagai bulan haram.

Adakah Sebutan Lain bagi Bulan Muharram?

Jika kita lihat dari beberapa kalender yang menyebar di zaman kita, di sana tertulis pengganti Muharram ini dengan istilah Syura. Kata ini pun sering kita dengar di masyarakat awam. Wallahu a’lam, mungkin persepsi ini muncul dari suatu hadith Rasulullah yang menerangkan keutamaan puasa di hari Asyura. Para ulama bersilang pendapat, apakah kata Asyura merupakan bahasa Arab atau bukan. Pendapat yang benar adalah kata ini didengar dari bangsa Arab sehingga ia dikategorikan sebagai bahasa Arab. Kata Asyura menurut sebagian berasal dari kata Asyir yang artinya kesepuluh (hari kesepuluh di bulan Muharram).
Dari Ibnu Abbas, ia berkata,

 “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa di hari Asyura (kesepuluh) dan beliau 
memerintahkan untuk berpuasa padanya.” 

(HR. Bukhari 4/214, Muslim 1130, dan Abu Dawud 2444)
Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, yang bermaksud;

”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara solat yang paling utama setelah solat wajib adalah solat malam.” [5]
Bulan Muharram betul-betul istimewa karena disebut syahrullah, iaitu bulan Allah, dengan disandarkan pada lafazh jalalah Allah. Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh jalalah Allah, inilah yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya. [6]
Perkataan yang sangat bagus dari As Zamakhsyari, kami nukil dari Faidhul Qodir (2/53), beliau rahimahullah mengatakan, ”Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah ’Allah’ untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Alullah’ (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy. Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan tersebut. Bulan Muharram inilah yang menggunakan nama Islami. Nama bulan ini sebelumnya adalah Shofar Al Awwal. Bulan lainnya masih menggunakan nama Jahiliyah, sedangkan bulan inilah yang memakai nama islami dan disebut Muharram. Bulan ini adalah seutama-utamanya bulan untuk berpuasa penuh setelah bulan Ramadhan. Adapun melakukan puasa tathowwu’ (puasa sunnah) pada sebahagian bulan, maka itu masih lebih utama daripada melakukan puasa sunnah pada sebahagian hari seperti pada hari Arofah dan 10 Dzulhijah. Inilah yang disebutkan oleh Ibnu Rojab. Bulan Muharram memiliki keistimewaan demikian karena bulan ini adalah bulan pertama dalam setahun dan pembuka tahun.” [7]

Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iroqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi, ”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?” Beliau rahimahullah menjawab, ”Disebut demikian karena di bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun. Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut syahrullah atau bulan Allah, pen) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri tidak pernah menyandarkan bulan lain pada Allah Ta’ala kecuali bulan Allah (iaitu Muharram). [8]

Dengan melihat penjelasan Az Zamakhsyari dan Abul Fadhl Al ’Iroqiy di atas, jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama dan istimewa.

Catatan Kaki:
[1] Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 217, Tahqiq: Yasin Muhammad As Sawas, Dar Ibnu Katsir, cetakan kelima, 1420 H.
[2] HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679.
[3] Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, tafsir surat At Taubah ayat 36, 3/173, Mawqi’ At Tafasir.
[4] Kedua perkataan ini dinukil dari Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali.
[5] HR. Muslim no. 2812.
[6] Lihat Tuhfatul Ahwadzi, Al Mubarakfuri, 3/368, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah.
[7] Lihat Faidul Qodir, Al Munawi, 2/53, Mawqi’ Ya’sub.
[8] Syarh Suyuthi li Sunan An Nasa’i, Abul Fadhl As Suyuthi, 3/206, Al Maktab Al Mathbu’at Al Islami, cetakan kedua, tahun 1406 H.

Referensi:
Buletin Dakwah As-Salaf edisi 6/Th. 2, 25 Dzulhijjah 1428 H/04 Januari 2008 M, judul Aktivitas Mulia di Bulan Muharram oleh Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin, diterbitkan oleh Masjid Umar bin Khaththab, Pekalongan.

Tuesday, April 1, 2014

1 dari 73 ....

Pada akhir zaman, seperti sekarang ini banyak kita jumpai pengaruh, ajakan, rayuan dan bimbingan dalam masalah beribadah. Dan dalam hal ini banyak pengaruh yang mengarah kepada hal-hal yang negatif yang mana tidak sesuai dengan pedoman dasarnya Agama Islam bersandarkan al-Quran dan al-Hadith.
Oleh karena itu, kita mengajak dan membimbing masyarakat dalam hal beribadah yang benar dan berdasarkan al-Quran dan al-Hadith secara teori dan praktik, Adapun teorinya, iaitu meningkatkan ilmu dengan mengaji al-Quran dan al-Hadith yang biasa di lakukan sekurang-kurangnya setiap minggu satu (1) kali, dan selainnya mengikut keperluan tertentu. Apabila sudah mendapat ilmu dari pengajian, barulah di amalkan sesuai ilmu yang sudah ada, dan di kuasai agar dalam melaksanakannya boleh YAQIN dan tahu dasar dalilnya. 
Kenapa ini harus di bahas, di perhatikan dan di teliti..? 
Di antaranya kerana sabda Nabi SAW:
وَأَنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ، اثْنَتَانِ وَسَبْعِيْنَ فِيْ النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ * رواه سنن أبي داود
“Dan Sesungguhnya ini Agama akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan, Adapun yang tujuh puluh dua (72) golongan masuk Neraka dan yang satu (1) golongan masuk Syurga, iaitu Jama'ah (Golongan yang perpedoman al-Quran dan al-Hadith).” 
[Hadith Riwayat Sunan Abu Daud]

Tuesday, March 25, 2014


Hilangnya al-Quran dan Ilmu Agama

Khabar ini sangat memprihatinkan bagi kaum Muslimin, iaitu: Lenyapnya al-Qur'an dan hilangnya ilmu agama pada akhir zaman. Berita menyedihkan ini boleh dikaji dalam Hadith Sunan Ibnu Majah Babul Dhahabil Quran wa Ilmi (26) Kitabul Fitan (36).

Para sahabatpun hairan dan bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu boleh lenyap sedangkan kita selalu membaca al-Qur'an dan terus-menerus mengajarkannya kepada anak cucu secara turun-menurun sampai hari kiamat?”
Rasulullah menjawab: “Celaka engkau, bukankah Taurat dan Injil saat ini masih ada namun kaum mereka tidak mengamalkannya?”
Demikianlah Rasulullah SAW membandingkan hilangnya kitab-kitab suci Taurat, Injil dan al-Qur'an. Walaupun secara fisikal Kitab wahyu Ilahi tersebut masih ada namun jarang sekali orang yang mahu mengamalkannya. Meskipun ayat-ayat al-Qur'an masih dikumandangkan tapi nilai-nilai Qurani telah mula dianggap asing di muka bumi.
Pada akhirnya, Islam benar-benar luntur sampai manusia tidak mengenal lagi syariat. Kelak ada satu masa para orang tua yang sudah uzur hanya mengenal kalimat “laa ilaaha illallah” namun tidak tahu sama sekali apa itu solat, apa itu puasa, apa itu zakat, dan apa itu haji. Islam tinggal nama dan simbol-simbolnya saja. Masjid-masjid menjadi Muzium peninggalan kejayaan Islam dan pusat-pusat pengajian diubah menjadi tempat perlancongan sejarah.
Lenyapnya ilmu agama tidak lain karena generasi tua, para ulama, guru-guru agama telah wafat semua sementara generasi muda tidak ada yang berminat memperdalam ilmu al-Qur'an dan al-Hadith. Hilangnya agama berarti tertutupnya jalan ke Syurga yang tertinggal hanya kebodohan, kesesatan dan kemaksiatan.Nauzubillahi min dhalik.
4048 – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ زِيَادِ بْنِ لَبِيدٍ، قَالَ: ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا، فَقَالَ: «ذَاكَ عِنْدَ أَوَانِ ذَهَابِ الْعِلْمِ» ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَذْهَبُ الْعِلْمُ، وَنَحْنُ نَقْرَأُ الْقُرْآنَ، وَنُقْرِئُهُ أَبْنَاءَنَا، وَيُقْرِئُهُ أَبْنَاؤُنَا أَبْنَاءَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ زِيَادُ إِنْ كُنْتُ لَأَرَاكَ مِنْ أَفْقَهِ رَجُلٍ بِالْمَدِينَةِ، أَوَلَيْسَ هَذِهِ الْيَهُودُ، وَالنَّصَارَى، يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ، وَالْإِنْجِيلَ لَا يَعْمَلُونَ بِشَيْءٍ مِمَّا فِيهِمَا؟»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Nabi SAW. bercerita tentang masa hilangnya ilmu, aku (ziyad) bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana ilmu boleh hilang sedangkan kami terus membaca al-Qur'an dan kami membacakannya pada anak-anak kami dan anak-anak kami mengajarkan pada anak-anak mereka dan keturunan-keturunan kami sampai hari kiamat. Nabi menjawab: “Celaka engkau Ziyad, bukankah aku tahu engkau laki-laki yang paling faham di kota Madinah ini. Bukankah Yahudi dan Nasrani saat ini masih membaca Taurat dan Injil, mereka tidak mengamalakan sedikitpun dari kedua kitab suci tersebut”.
[Hadith Sunan Ibnu Majah No.4048 Kitabul Fitan]

4049 – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” يَدْرُسُ الْإِسْلَامُ كَمَا يَدْرُسُ وَشْيُ الثَّوْبِ، حَتَّى لَا يُدْرَى مَا صِيَامٌ، وَلَا صَلَاةٌ، وَلَا نُسُكٌ، وَلَا صَدَقَةٌ، وَلَيُسْرَى عَلَى كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي لَيْلَةٍ، فَلَا يَبْقَى فِي الْأَرْضِ مِنْهُ آيَةٌ، وَتَبْقَى طَوَائِفُ مِنَ النَّاسِ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْعَجُوزُ، يَقُولُونَ: أَدْرَكْنَا آبَاءَنَا عَلَى هَذِهِ الْكَلِمَةِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَنَحْنُ نَقُولُهَا ” فَقَالَ لَهُ صِلَةُ: مَا تُغْنِي عَنْهُمْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَهُمْ لَا يَدْرُونَ مَا صَلَاةٌ، وَلَا صِيَامٌ، وَلَا نُسُكٌ، وَلَا صَدَقَةٌ؟ فَأَعْرَضَ عَنْهُ حُذَيْفَةُ، ثُمَّ رَدَّهَا عَلَيْهِ ثَلَاثًا، كُلَّ ذَلِكَ يُعْرِضُ عَنْهُ حُذَيْفَةُ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ فِي الثَّالِثَةِ، فَقَالَ: «يَا صِلَةُ، تُنْجِيهِمْ مِنَ
النَّارِ» ثَلَاثًا
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Rasulullah SAW. bersabda: “Lunturnya Islam sebagaimana lunturnya warna pakaian, sehingga umat tidak mengenal lagi apa itu puasa, apa itu solat, apa itu ibadah haji dan apa itu zakat. Dan lenyapnya Kitabillah azza wajalla dalam satu malam maka tidak ada tertinggal di bumi satu ayatpun. Dan tertinggal golongan manusia yang terdiri dari orang-orang tua renta laki-laki dan perempuan. Mereka berkata: “Orang tua kami mengajarkan kalimat ini : “Laa ilaaha illallah”, dan kami sekarang mengucapkannya … al-hadith
[Hadith Sunan Ibnu Majah No.4049 Kitabul Fitan]

MH370 dalam ingatan

Adakah ini kepastian .....

Yang pasti, ini lah yang disampaikan memandangkan kita sebagai manusia yang kerdil ini tidak mempunyai kemampuan untuk pergi lebih jauh. Sekiranya ini lah ketika hijab di buka, maka qodar dan ketentuan illahi membuktikan bahawa manusia yang merasa dirinya pandai, cerdik atau apa saja, teknologi yang canggih tidak ke mana. Kepada keluarga yang terbabit bersabar itu perlu.

MH370: POSSIBLE DEBRIS FOUND

PM NAJIB RAZAK’S PRESS STATEMENT ON MH370

This evening I was briefed by representatives from the UK Air Accidents Investigation Branch (AAIB). They informed me that Inmarsat, the UK company that provided the satellite data which indicated the northern and southern corridors, has been performing further calculations on the data. Using a type of analysis never before used in an investigation of this sort, they have been able to shed more light on MH370’s flight path.
Based on their new analysis, Inmarsat and the AAIB have concluded that MH370 flew along the southern corridor, and that its last position was in the middle of the Indian Ocean, west of Perth.
This is a remote location, far from any possible landing sites. It is therefore with deep sadness and regret that I must inform you that, according to this new data, flight MH370 ended in the southern Indian Ocean.
We will be holding a press conference tomorrow with further details. In the meantime, we wanted to inform you of this new development at the earliest opportunity. We share this information out of a commitment to openness and respect for the families, two principles which have guided this investigation.
Malaysia Airlines have already spoken to the families of the passengers and crew to inform them of this development. For them, the past few weeks have been heartbreaking; I know this news must be harder still. I urge the media to respect their privacy, and to allow them the space they need at this difficult time.

Sunday, March 23, 2014

Sedikit persoalan .... semasa

Manusia boleh merancang, tetapi rancangan Allah tidak ada siapa yang boleh menduga. Inilah yang dinamakan qodar. Itu pun kepada yang yakin. Yang lain, akan membawa andaian demi andaian. Apa sekalipun ia hanya akan terjawab bila mereka yang terlibat baik CREW atau PENUMPANG memberi cerita mereka. 

Teruskan usaha mencari (Search And Rescue (SAR) Malaysia, dan teruskan membantu setiap negara yang berkemampuan, inilah kekkeluargaan global. Setelah lebih dua (2) minggu, rengkasan ....


Two weeks of rumours, false leads:
MARCH 8, 7.24am: Malaysia Airlines confirms a jet lost contact with air traffic control at 2.40am after leaving Kuala Lumpur for Beijing.
10.30am: Families waiting at Beijing airport are told passengers will not arrive.
NIGHT: International rescue effort is under way. Two passengers used passports - one Austrian, one Italian - reported stolen in Thailand. Airline does not rule out terrorism.

MARCH 9, 2am: Airline says it last heard from flight MH370 at 1.30am, not 2.40am.
NOON: Hong Kong Immigration Department confirms 45-year-old local woman was on board.

MARCH 10: The largest rescue flotilla in Chinese naval history - four warships and five civilian and commercial vessels - speeds overnight to waters between Malaysia and Vietnam. Ten Chinese satellites join hunt.
NIGHT: Airline announces it will give 31,000 yuan (HK$39,200) to relatives of each passenger as a special condolence payment.

MARCH 11: Two Malaysian military officials say jet flew for an hour off flight course and at a lower altitude after vanishing from civil aviation radar. Interpol identifies two Iranians as holders of stolen passports.

MARCH 12: Beijing slams Malaysia's "pretty chaotic" and conflicting information as Kuala Lumpur officials fail to pinpoint the plane's last known whereabouts.

MARCH 13: Malaysian military confirms spotting unidentified aircraft on its radar about 1 hour and 20 minutes after MH370's signal went cold. Airline says it has not been determined if that was the missing jet.

MARCH 14: Investigators are increasingly certain the jet turned back across the Malay Peninsula after losing communication. International search expands westwards towards Indian Ocean.

MARCH 15: Search narrows to two air corridors as Malaysian Prime Minister Najib Razak confirms plane kept flying after it "vanished". Officials also confirm the jet's disappearance was a "deliberate act".

MARCH 16: Search shifts to Indian Ocean with satellite data showing the plane flew for seven hours after it lost contact. Pilot's background under renewed scrutiny after a flight simulator is found at his home.

MARCH 17: Possible new timeline of when plane shut off its communication systems as airline reveals last words from cockpit, spoken by co-pilot, were: "All right, good night". A flight engineer who was a passenger comes under investigation.

MARCH 18: Disappearance is longest in modern aviation history. US officials confirm they are working closely with the Malaysian government. Relatives of passengers threaten hunger strike due to lack of information; Beijing rules out sabotage by its nationals.

MARCH 19: Authorities in the Maldives investigate reports that residents saw a low-flying jet. Three million people join crowd-sourcing satellite hunt as search area expands to 26 countries.

MARCH 20: Australian Prime Minister Tony Abbott confirms two large pieces of possible wreckage spotted in the southern Indian Ocean. Beijing says plane did not enter Chinese territory, according to its data.

MARCH 21: Bad weather hampers search efforts more than 2,000 kilometres off west coast of Australia.

MARCH 22: Malaysian authorities say a transcript of the final 54 minutes of cockpit communication published by The Daily Telegraph in Britain is inaccurate. Chinese authorities say their satellites spotted a large object in the southern Indian Ocean.